Saturday, 9 May 2015

Why I write

Hell fuck, gua bukan suka menulis selalu, yeap, even though gua banyak sangat sampah yang terkumpul dalam benak minda, but that's not a necessity untuk gua menulis. But when fucked up, I seek refuge under pen and paper.

For the past week, gua mengalami insomnia, kepala hotak gua banyak sangat berfikir, tanpa ada sebarang sebab konkrit untuk gua runsingkan, tapi the eager to think and menjawab persoalan why this? and why that? membuatkan insomnia menjadi satu perkara yang scary.

I argue on universe, on what is the base parameter of human existence. Hell, gua tanya soalan ni dekat kawan lama through email and she came with one simple explaination, God. Duh...

Gua tak suka menceritakan tentang pegangan dan kepercayaan gua kepada public, especially kepada orang yang gua tak kenal sebab dengan sepantas kilat gua ada mendapati diri gua telah dijatuhkan hukuman berat. What interesting about religious people is they like to condemn you to hell. Yeah, mereka adalah suci. LOL.

Dengan masalah universe, dark matter, big bang theory and spacetime continuum yang tak patut gua amik peduli, gua pun terpaksa menghadap lagi satu subjek bengong dalam kepala hotak gua, well, terima kasih kepada bahagian amygdala dalam kepala hotak gua, which is love and effection.

I don't fall in love that easy, yeah, eventually, I've been with a lot of girls, but that's just another segment on a different perspective, in any way, having an intercourse doesn't means I love someone, we just call it pragmatic excercise. And those girls are grateful too. kah kah kah.

But somehow, gua ada kryptonite. Dan awek ni memang buat gua lemah seluruh otak. Just by thinking about her, heck, just by thinking on her smile, gua lumpuh.

For me, she is the most beatiful woman I ever met, the most sweet and kind lady, gua sanggup jual roh gua kepada Rosmah jika itu yang diperlukan untuk sekadar adoring her.

Makin stress gua, tambahan tadi gua tengok movie Casablanca, lagi lah tambah stress, babi punya watak Rick, memang menjadi sedih gua tengok diri gua yang sebijik nasib macam Rick.

It's hard to eleborate the feeling of love, ia membuatkan gua seekor manusia yang logik menjadi bebal, otak gua pulak interprete dalam mekanisma yang tidak sepatutnya, hati gua macam mendorong gua naik atas tingkat tertinggi di rumah gua dan terjun kebawah.

Bak kata Shakespeare, 'all day are nights to see till I saw thee, all nights bright days when dreams do show me thee.' Gua rasa makin hari kalau makin tak dirawat, gua boleh gila lagi cepat.

The depression mood pun satu masalah, since gua tak ambil ubat, gua bergantung kepada otak gua yang dah corrupt ni untuk mengawal suis dan segala wayar-wayar otak. I can't be sane, no way, gua masih perlukan insanity untuk menari dalam otak gua walaupun gua tidak senyum.

But I'm bless, my friend, Ake are there for the past week, we chit chat a lot, telling each other stories, at least, gua rasa occupied sebab kalau lonely sangat, nanti gua akan mencadangkan diri gua untuk bunuh diri dengan cara yang sangat creative.

Kenapa gua menulis ialah salah satu rawatan yang dijanjikan berkesan, sebab gua perlu berkomunikasi walaupun dengan diri sendiri. It's healthy for me. It's also helps me to forget things that I should care but if I care it will hurts me and destroys me.

Memang fuck up betul lah. Tambahan, gua pun dah lama tak pergi hospital, isu thyroid ni pun gua tak pergi follow-up. Malas nak amik tau, macam manapun, gua hanya menunggu diri jadi baja dan makanan untuk cacing je, so, for now, gua kena push bontot gua untuk carpe diem or they call it 'seize the day.'

Harap otak gua berfungsi lagi buat masa beberapa tahun ni, banyak benda gua nak buat untuk legasi yang akan gua tinggalkan.

To Izzah, I will always go crazy for you, only me knows how crazy it is.'








No comments:

Post a Comment